Rabu, 24 Agustus 2011

Saat Ayah Ulang Tahun

( Suara Hati Istri Tercinta )

Selamat Ulang Tahun…..
Entahlah, terlalu miris rasanya mendengarkan orang mengucapkan hal itu, tak tega pula mengucap hal yang sama. Bukan apa2, hanya saja ada yang  janggal. Ulang tahun bisakah diartikan “mengulang tahun”? mengulang biasa disinonimkan dengan melakukan hal yang sama, mengulang tahun berarti melakukan hal yang sama dengan tahun sebelumnya. Kalau disatukan dengan “Selamat”, bukankah itu hal yang menakutkan? “Selamat melakukan hal yang sama dengan tahun lalu”, berharap seseorang melakukan hal yang sama dengan tahun lalu ( entahlah, semoga hanya dlm benakku).
Selamat Hari Lahir…..
Aku lebih menyukainya,….
Pada tanggal yang sama tahun yang beda 38 th yang lalu lahir seorang putra. Pengikut Nabi Muhammad ini lahir dimusim dingin (Ehm,..agak sesuai dengan sifatnya. Tapi hey bukankah ini masih musim penghujan? Musim yg sama dg hari lahirnya,…Ehm,menarik). Sayangnya tak banyak yang ku tau tentangnya meski ia telah menemaniku 4 bulanan terakhir_selain_dia yang sekarang ku panggil ayah (kadang yah, kadang masy atau maz, semacam itulah, sulit untuk dibuat versi tertulis) selalu saja bisa menerima kekuranganku meski selalu ku meminta apa yang tak bisa dia lakukan, sabar meski polahku layaknya anak balita yang selalu merengek untuk hal-hal kecil (Hey_ dia sering mengejekku dengan selalu meniru polahku kapanpun dia suka, lucu tapi menjengkelkan,…sudahlah.) bahkan memberikan hadiah-hadiah kecil bermakna justru ketika semua orang biasa menerima hadiah diwaktu itu (hari jadi)
Lalu bagaimana ku bisa mengucapkan Selamat Ulang Tahun???
38 th sudah berlalu, tanpa disadari kontraknya hidup didunia sudah berkurang 1 th lagi, entah akan diperpanjang atau tidak. Allah aku takut memikirkannya, takut klo ternyata tidak lebih dari sekarang kau memberikan waktu untuk kami bersama, lebih takut lagi jika Kau tak menakdirkan kami bertemu di akhirat nanti, sama takutnya jika Engkau memberi perpanjangan kontrak hidup tanpa terisi hal yang lebih baik darinya
Maka kini ku menengadahkan tangan untuknya, memohon agar dia menyadari bahwa momen seperti ini bukanlah momen yang harus diperingati dengan ucapan selamat, hura-hura tak penting bahkan perayaan yang mengarah ke hal yang sama. Katakan padanya bahwa hari ini lebih pantas untuknya untuk duduk sendiri, merefleksi semua yang sudah terjadi, kesalahan yang telah dilakukan sampai kesalahan yang sering terulang, waktu yang terbuang untuk hal sia-sia atau bahkan terlewat tanpa apa-apa. Katakan padanya pula ya Allah, untuk memikirkan apa yang telah orang beri padanya dan tanyakan apa yang telah dia lakukan untuk orang lain, hingga ia mengerti begitu banyak hati memberi cinta untuknya.Biarkan dia menyadari dengan memikirkannya ya Allah, seberapa besar cintaMu kepadanya, dengan rohmatMu, melalui rizkiMu hingga sentilan-sentilan kecil atas kelalaiannya. Sampaikan salamku pula padanya ya Allah, katakan kalau aku mencintainya.
Mencintainya karnaMU…..
                                                                                                                                                           

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More